Student Mom
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah bisa nulis lagi di blogger.. :)
Jadi,setelah beberapa tahun terakhir ngga pernah nulis lagi di blog sudah banyak hal yang berubah di kehidupan saya.
Sesuai dengan judul post nya yaitu Student Mom.
Disini saya ingin bercerita mengenai kehidupan saya yang double degree yaitu menjadi seorang bunda dan seorang pelajar lebih tepatnya 'mahasiswa'.
4 tahun yang lalu, saya meneruskan pendidikan strata 1 di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Setelah sebelumnya, saya harus memilih antara FKG Unjani, Teknik Industri IT Telkom (sekarang sudah menjadi Telkom University), STAN, Keperawatan UI, dan Farmasi UGM.
Loh kok kenapa bisa banyak pilihannya?
Itu karena saya mengikuti berbagai ujian mandiri di universitas tersebut dan Alhamdulillah lulus :)
Hal tersebut saya lakukan atas antisipasi saya yg sangat tinggi supaya bisa kuliah di tahun 2013 karena sebelumnya saya ditolak oleh FKG Unpad via jalur SNMPTN.. :(
Mengawali semester kedua di Farmasi Unpad, alhamdullilah Allah swt menunjukkan jodoh saya dan akhirnya saya memutuskan untuk menikah dengan sang suamiku tercinta.. ❤
Tekad kami waktu dulu menikah adalah tetap harus melanjutkan kuliah hingga tercapai gelar sarjana. Alhamdulillah bulan April 2017 lalu kami berdua berhasil mendapatkan gelar S.Farm dan S.IP.
Tidak lama setelah kami menikah, kami dikaruniai momongan seorang putri kecil yang kami beri nama Zirly Haniyya (Berikanlah kepadaku kebaikan). Sepintas nama ini mirip dengan nama bapaknya Zidny Taqiyya. Yaah karena kalau dilihat dari mukanya, mirip bapaknya banget wkwk..
Karena waktu kecil pengucapan Zirly masih cukup sulit untuk abang-abang nya, zirly suka dipanggil jelly. Akhirnya tercetuslah dede jelly, lanjut ke ayah jelly, dan bunda jelly. Kami pun mempunyai nama panggilan keluarga yaitu keluarga jelly.. :D
Waktu kelahiran tepat dengan jadwal UTS di semester 3, sehingga saya harus merelakan men skip ujian dan harus ikut ujian susulan di minggu-minggu setelahnya.
Lanjut, Adventure dimulai ketika mengurus bayi dan melanjutkan kuliah.
Sebagai seorang Student Mom yang paling pertama saya pikirkan adalah alokasi waktu mengurus Dede bayi dan belajar materi farmasi yang *you know what i mean
Tips pertama adalah Disiplin waktu, menjadi Student Mom harus disiplin dan pintar mengalokasikan waktu agar semua agenda dapat terlaksana dengan baik.
Alhamdulillah saya memiliki seorang ibu yang luar biasa karena beliau rela untuk mengurus Dede bayi ketika saya harus pergi kuliah (Terimakasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada ibu. The Best Mother Ini The World), sehingga yang saya lakukan ketika berkuliah adalah memaksimalkan memahami materi kuliah yang diajarkan oleh dosen saat itu juga dan berusaha mengerjakan tugas secepat mungkin di kampus. Hal ini saya lakukan karena ketika saya pulang ke rumah, saya harus berubah profesi dari seorang mahasiswa menjadi seorang bunda.
Bulan-bulan pertama, kami harus rela mengubah stok fridger di kulkas dari daging, nugget, dll menjadi botol ASI karena saya ingin anak saya bisa mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Bulan-bulan pertama, saya selalu membawa pumping breast ke kampus dilengkapi dengan botol dan tas khusus ASI yang didalamnya ada es juga kristal yg dapat menstabilkan suhu dingin.
Awalnya pumping breast yang saya miliki bertipe elektronik jadi tidak perlu dipompa manual oleh tangan. Ini merupakan hadiah dari umi (mertua) saya. Namun, karena adik ipar saya sangat cerdas dan ingin mengetahui banyak hal, pumping breast elctronic tersebut dimasukkan ke galon buat ngambil air dari galon dan akhirnya rusak..
(Ya udahlah mau gimana lagi)
Pas mau dibenerin ke pasar Pramuka ternyata kartu garansi nya ngga ketemu. Akhirnya saya beli lagi pumping breast tapi yg manual bagus juga dari IQ baby harganya 300 rb soalnya kalau yg elektronik 1 juta (mau dapet uang darimana hhe).
Jadwal kuliah dan praktikum farmasi yg padat mengharuskan saya untuk mencuri-curi waktu agar dapat memompa ASI. Jika kuliah selesai jam 11.40 dan baru mulai lagi jam 13.00 dapat dipastikan saya akan langsung meluncur ke rumah untuk menyimpan stok ASI.
Sebelum berangkat kuliah pun, saya harus selesai dengan seluruh pekerjaan rumah seperti mencuci baju Dede, menyusui, dll.
Hal ini menyebabkan saya beberapa kali terlambat masuk kuliah. Namun, saya yakin dan percaya bahwa Allah SWT akan memudahkan jalan hambanya yang sedang berjuang mencari ilmu dan merawat putri kecil yang akan meneruskan perjuangan generasi Islam di masa depan.
Tips kedua adalah mempelajari materi kuliah sebelumnya. Hal ini bisa kita upayakan dengan meminta turunan kuliah dari senior atau mencari materi kuliah biasanya kami bisa mendownload di website ini
farmasiunpad11.blogspot.com
farmasiunpad2012.blogspot.com
farmasiunpad2013.blogspot.com
Setelah perkuliahan selesai, waktunya saya menjadi bunda dan merawat dede Zirly. Di rumah, ketika dede tertidur itulah saat saya untuk mengerjakan tugas dan mengulang materi kuliah. Biasanya tidak langsung selesai jadi hal ini harus dilanjutkan malam hari ketika dede tidur nyenyak. Biasanya kalau dede tidur jam 7 malam, maka saya bisa begadang mengerjakan tugas dan belajar sampai jam 3 pagi.
Aktivitas ini saya lakukan terus menerus.
Apalagi dulu ketika masih kecil 'dunia dede terbalik' dimana dia tidur di siang hari dan bangun di malam hari. Hal inilah yg membuat saya kewalahan karena saya harus membagi dua peran sekaligus di malam hari.
Akibat rutinitas keseharian yang begitu padat dan terasa tiada hentinya. Akhirnya, jatuhlah saya ke penyakit Bell Palsy. Dimana setengah muka saya mati rasa, miring ke kanan dan tidak bisa digerakkan. Ada sebagian orang yang menyatakan ini sebagai struk ringan. Usut punya usut setelah saya dan suami pergi ke dokter syaraf di RS Al-Islam Bandung, kami mengetahui bahwa Bell Palsy ini dikarenakan masuknya virus ke syaraf no 13 di otak yang menyebabkan adanya ketidaksinkronan syaraf di muka. Penyebabnya tidak diketahui, namun kata dokter banyak yang mengatakan bahwa itu akibat 'angin malam.
Mungkin ini karena setiap malam saya harus terjaga merawat dede dan mengerjakan tugas kuliah, sehingga 'angin malam' masuk ke dalam tubuh saya.
Solusinya adalah saya diberikan jadwal Fisioterapi di RS Al Islam. Ketika di perkuliahan, alhamdullilah teman-teman men support saya. Waktu hamil saya diringankan beban tugasnya oleh mereka, ketika sudah melahirkan saya dan terkena penyakit ini mereka membantu apapun yg saya butuhkan. Terimakasih Ampicilin 2013 tidak salah dulu saya memilih kuliah disini.. :')
Waktu itu, ada dosen farmakologi yang alhamdullilah memperhatikan penyakit saya ini beliau sampai men WhatsApp saya dan bercerita kalau dulu saat kelahiran anak ke 4 beliau juga mengalami Bell Palsy. Karena kami sama-sama orang Bandung akhirnya beliau merekomendasikan untuk dual theraphy yaitu Akupuntur dan Fisioterapi. Saya pun diminta untuk datang ke langganan Fisioterapi yg praktek di Jl. Taman Sari. Alhamdulillah sekali lagi, Allah SWT memudahkan saya. Ternyata rumah ibu Fisioterapi tersebut di Ujung Berung dan bisa saya capai dengan menggunakan motor. Hasilnya terbukti ampuh, saya bisa sembuh dalam waktu 2 Minggu. Dosen saya bahkan belum bisa sembuh total pasalnya setiap kali beliau kecapean Bell Palsy akan keluar lagi dan berdenyut di sekitar muka.
Setelah 1 semester dari Bell Palsy berlalu, aktivitas tetap masih padat tapi pembelajaran dari semester kemarin maka saya memutuskan untuk tidak terlalu memporsir diri di malam hari, sehingga jika ada tugas yg bisa dikerjakan kuliah siang hari maka saya kerjakan. Namun, tuntutan tugas semakin tinggi semester semakin banyak apalagi kalau praktikum (bikin jurnal, belajar kuis, bikin lapak) setiap minggunya membuat saya jatuh sakit LAGI dan masuk UGD di RSAI Bandung. Hasil lab menyatakan bahwa saya terkena gejala Typus dan saya diminta oleh dokter untuk istirahat di rumah selama 3 hari. Hal ini juga untuk mencegah meningkatnya status dari 'gejala typus' menjadi 'typus'. Alhamdullilah semuanya bisa terlewati dengan baik dan tubuh pun menjadi sehat kembali.
Tips ketiga adalah menjaga kebugaran tubuh, bisa dengan cara menjaga asupan multivitamin atau berolahaga. Jangan lupa perhatikan pola makan yang baik supaya tubuh tidak gampang terserang penyakit.
Menjadi Student Mom tidak semudah yang dibayangkan tetapi percayalah dibelakang kita akan ada Allah SWT yang membantu kita.
Meskipun menjalani peran sebagai bunda dan mahasiswa. Saya tetap bersemangat dalam mengikuti berbagai organisasi dan perlombaan di Farmasi. Organisasi yg pertama saya ikuti adalah BEM KEMA Unpad 2014, protokoler farmasi, dan Pharma (Pharmacy Moslem Family). Setelah saya punya anak, maka saya harus merelakan 2 organisasi dan fokus di DKM nya farmasi (Pharma). Perlombaan yang saya ikuti antara lain lomba debat kefarmasian dan lomba karya tulis ilmiah. Tim debat saya bersama intan dan bemte berhasil mendapatka predikat juara 2 di acara Pharmacopeia dan tim bersama bemte, lazu berhasil mendapatkan predikat juara 1 di acara Caffein, ISMAFARSI PRIANGAN (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi).
LKTI pun berhasil membawa saya mendapatkan juara 3 Pharmacomfair, menulis biografi Rasulullah, juara 3 LKTI di Universitas Pancasila, serta dimuatnya artikel di website ISMAFARSI http://ismafarsi.org/cara-cerdas-mengkonsumsi-obat-saat-berpuasa/.
Saya pun masih bisa aktif mengikuti lomba PKM GT dan PKMP yang alhamdullilah lolos Dikti.
Tips keempat adalah menjaga semangat belajar, yappsss ;)
3,8 tahun berjuang menjadi Student Mom dengan berbagai rutinitas nya berhasil menghantarkan saya untuk meraih predikat cumlaude di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melancarkan jalan hambanya, kepada ibu, papah, umi, abi, ayah, dan teman-teman semua yang senantiasa mensupport saya dalam menghadapi peran saya sebagai Student Mom.
Tips kelima adalah Istiqomah dalam menjaga Amalan Yaumi. Kenapa? Karena ketika diri ini merasa tak mampu untuk mengerjakan semuanya maka percayalah Allah SWT akan mampukan kita. Caranya terus dekatkan diri dengan Al-Qur'an, amalan-amalan sunnah, dan berkumpulah dengan orang-orang shaleh.. :)
Komentar
Posting Komentar